Belajarlah, Pasti Berguna

Oleh: Bahren Nurdin

Sedikit berbagi pengalaman. Dulu, sewaktu S1 saya pernah mengambil mata kuliah ‘Hubungan Kerja’ di Jurusan Hububungan Internasional, Fisipol Universitas Gadjah Mada. Mata kuliah yang sama sekali tidak nyambung dengan jurusan saya, Sastra Inggris di Fakultas Ilmu Budaya. Saya pernah pula mengikuti pelatihan Hipnotis pada tahun 2012 ketika hipnotis masih sangat tabu bagi kalangan akademisi dan masyarakt umum. Dan entah berapa banyak lagi pelatihan-pelatihan yang ‘di luar’ jalur yang saya ikuti. 

Saya ingat betul komentar ringan para sahabat waktu itu, ‘untuk apa?’. Jujur, Saya sendiri sebenarnya tidak bisa menjawab pertanyaan itu. Yang saya tahu, saya tertarik untuk mempelajarinya dan yakin pada masanya pasti berguna.

Betul saja, beberapa tahun kemudian, saya  bekerja di sebuah Perusahaan swasta. Saya dipercaya menjadi humas dan ada di tim community development (Comdept). Di Perusahaan lain saya pernah di percaya menjadi manajer dan general manajer (GM). Saya merasakan betul betapa ilmu-ilmu itu kemudian sangat bermanfaat.

Dengan ilmu hipnotis pula saya bisa manfaatkan untuk dunia komunikasi dan public speaking. Saya kembangkan menjadi hipno-teaching, hipno-forensic, hipno-communication, dan seterusnya. Intinya semua bermanfaat.

Saya kemudian yakin sekali bahwa tidak ada ilmu yang sia-sia, setiap pengetahuan memiliki nilai dan manfaatnya sendiri. Mungkin ada kalanya kita belajar sesuatu yang pada awalnya tidak tampak relevan dengan jalur pendidikan atau karier kita, namun ternyata ilmu tersebut dapat memberikan kontribusi yang berharga dalam hidup kita.

Pendidikan formal seringkali memberikan panduan mengenai mata kuliah dan bidang studi yang harus diambil. 

Namun, seperti yang saya alami ketika mengambil mata kuliah 'Hubungan Kerja' di Jurusan Internasional, kadang-kadang kita dapat menemukan pelajaran berharga di luar bidang utama kita. 

Pesan yang ingin disampaikan adalah pentingnya sikap terbuka terhadap pembelajaran. Terkadang kita mungkin meragukan relevansi suatu ilmu dengan kehidupan kita, namun paling tidak dari apa yang saya lewati dengan mengaplikasikan ilmu yang "tidak sengaja" diperoleh menjadi motivasi untuk terbuka dengan ilmu pengetahuan. 

Peluang untuk belajar tidak hanya datang dari pendidikan formal di bangku sekolah atau perguruan tinggi, namun juga melalui berbagai pelatihan, seminar, atau kursus. 

Jangan biarkan diri terlalu banyak terjebak dalam pertanyaan "untuk apa?". 
Sebaliknya, adopsi sikap ingin tahu dan rasa ingin belajar dapat membuka jalan menuju pemahaman yang lebih luas dan mendalam.

Keberagaman ilmu membawa kekayaan dalam kehidupan. Ilmu yang kita peroleh dari berbagai sumber dapat memberikan dimensi baru dalam memandang dunia dan menghadapi tantangan. Dengan memiliki pengetahuan yang beragam, kita menjadi lebih siap untuk menghadapi perubahan dan situasi yang beragam pula. 

Ilmu bukan hanya sekadar alat untuk mencapai sukses dalam karier, namun juga sebagai sarana untuk memperkaya pengalaman hidup secara keseluruhan.

Akhirnya, ayo teruslah menimba ilmu apa saja. Belajarlah dengan giat dan bersemangat, tanpa mengabaikan peluang-peluang baru di luar bidang utama kita. Siapkan diri untuk menghadapi keberagaman ilmu dan manfaatkan setiap pengetahuan yang didapat untuk meraih kesuksesan dan keberhasilan dalam berbagai aspek kehidupan. Semoga. (Pengamat Sosial dan Kebijakan Publik)

Penulis: Bahren Nurdin

Editor: Khotib Syarbini

Facebook Comments

0 Komentar

TULIS KOMENTAR

Alamat email anda aman dan tidak akan dipublikasikan.