Oleh: Bahren Nurdin
Seperti apa kehidupan sosial kita hari ini?
Kehidupan sosial masyarakat serba sibuk terlihat dalam lanskap yang serba sibuk. Bangunan pencakar langit menjulang tinggi, menggambarkan pertumbuhan pesat teknologi dan ekonomi. Jalan-jalan yang padat dengan kendaraan menciptakan pola alur seolah hidup tak pernah berhenti bergerak.
Di pagi hari, suasana riuh kehidupan dimulai. Orang-orang berlarian menuju tempat kerja, melangkah dengan cepat sambil sibuk mengejar waktu. Kafe-kafe dipadati oleh mereka yang mencoba untuk mengisi energi dengan secangkir kopi di antara jadwal yang penuh.
Gadgets dan smartphone menjadi teman setia dalam setiap momen. Orang-orang berjalan sambil menatap layar, terhubung dengan dunia digital di mana informasi berlimpah tapi waktu terasa semakin sempit. Pesan singkat, panggilan telepon, dan notifikasi terus-menerus mengingatkan akan tugas-tugas yang harus diselesaikan.
Di siang hari, perkantoran dan ruang kerja penuh dengan suara mesin fotokopi, pembicaraan bisnis, dan perencanaan rapat. Orang-orang berlomba-lomba menyelesaikan pekerjaan, sering kali tanpa cukup waktu untuk istirahat makan siang yang layak. Makanan cepat saji menjadi opsi karena efisiensi waktu adalah segalanya.
Saat senja tiba, orang-orang bersiap-siap untuk pertemuan bisnis, latihan olahraga, atau acara sosial yang harus dihadiri. Dalam kecemasan dan kebutuhan untuk mengikuti jadwal, interaksi sosial mungkin menjadi permukaan, dengan percakapan singkat dan seringkali hanya sebatas mengobrol tentang pekerjaan.
Sibuk adalah sebuah kata yang cukup menggambarkan kehidupan social saat ini. Jika begitu, tidak ada salahnya sekali-sekali keluar dari ‘perangkap’ sibuk itu dan menikmati kesederhanaan.
Pagi ini, mentari baru saja mulai mengintip di ufuk timur, menerangi langit dengan warna oranye lembutnya. Aroma harum kopi jahe dan gurihnya singkong goreng menyambutku di meja. Momen seperti ini, menjadi sumber kedamaian yang jarang ditemukan dalam kesibukan sehari-hari banyak orang.
Sayup dah syahdu, suara riuh rendah ayam-ayam tetangga yang kompak berkokok seolah mengajak pagi menyapa dengan semangat. Burung-burung berduet dalam kicauan harmonis, menambah latar belakang yang alami dan menenangkan.
Sambil menikmati setiap gigitan singkong yang renyah, keindahan dalam kesederhanaan menjadi semakin nyata di pagi yang damai ini.
Aku menuliskan baris-baris ringan ini, membiarkan pikiranku mengalir seiring aroma kopi yang menemani. Tenang.
Terkadang, kita perlu melambat dan menyadari kehidupan yang tengah berjalan.
Tidak ada penilaian tentang mana yang benar atau salah dalam cara kita menjalani hidup. Ini adalah kisah tentang bagaimana terkadang, dalam sederhana itulah ketenangan ditemukan. Duduk di sini, dengan kopi dan singkong goreng, aku merasakan betapa istimewanya momen ini.
Yakinlah, terkadang kesederhanaan itu istimewa.
Suaranya yang tenang, langit yang perlahan berubah warna, dan ketenangan yang terasa dalam setiap hembusan angin pagi, semuanya membentuk simfoni yang harmonis. Aku merasa terhubung dengan alam, dan pada saat yang sama, merenungi tentang makna sebenarnya dari hidup yang kadang terlalu terburu-buru.
Akhirnya, ayo merasakan sambutan hangat dari matahari, suara alam yang mengingatkan kita akan keindahan yang sederhana, dan momen di mana waktu tampak melambat. Yakinlah, dalam kesederhanaan, kita akan menemukan kekayaan yang tak ternilai, mengajak kita semua untuk merayakan setiap detik dalam perjalanan kehidupan ini.
Sesekali, keluarlah dari hiruk pikuk kehidupan ini. Nikmatilah kesederhanaan dan rasa syukur yang besar. Hidup kita berharga. (Pengamat Sosial dan Kebijakan Publik)
Penulis: Bahren Nurdin
Editor: Khotib Syarbini
Facebook Comments