Chinos Logo

 

detiktifspionase.id- Nama menteri BUMN Erick Thohir kini tak pernah lepas dari citra sebagai bakal cawapres yang akan bertarung di pilpres 2024. Tidak hanya Partai Amanat Nasional (PAN), yang gencar mengendorse, tapi juga Partai Persatuan Pembangun (PPP).

Diketahui ada beberapa elite PPP yang secara terbuka mengungkapkan harapannya soal Erick di posisi cawapres. Meskipun di bpartai berlambang Ka'bah tersebut sudah dipinang Sandiaga Uno. 

Merespons hal itu, Pengamat Politik Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah mengatakan, sebagai calon wakil presiden (cawapres) tidak pernah luntur bahkan masih sangat memikat di elite PPP. Tak ayal kondisi demikian mendorong kalangan petinggi partai berlambang Ka'bah tersebut kukuh mendorong Erick Thohir jadi cawapres meski sudah dipinang Sandiaga Uno. 

"Terlihat di kalangan elite internal masih cukup banyak yang berpihak ke Erick Thohir," ujar Pengamat Politik Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah.

Dedi mengtakan, sedari awal PPP begitu menaruh perhatian besar pada sosok Ketua Umum PSSI tersebut. Anggota Kehormaran Banser Nahdlatul Ulama (NU) itu bahkan seringkali diikut sertakan dalam sejumlah agenda penting PPP.  

Seperti pada saat Erick Thohir menghadiri peringatan hari lahir partai yang kini dipimpin oleh Muhamad Mardiono tersebut di Cilegon, Banten, beberapa bulan lalu. Kehadiran Erick Thohir bahkan disambut meriah kader PPP kala itu.

Meskipun pada akhirnya keputusan PPP jatuh dengan memlih Sandiaga Uno, Dedi menilai, tidak bisa dipungkiri harapan besar petinggi partai tersebut belum sepenuhnya solid. Keinginan menjadikan Erick Thohir sebagai cawapres belum sepenuhnya pudar.

"Tetapi bukan berarti hadirnya Sandiaga di PPP menjadi kunci untuk pengusungan Cawapres," katanya. 

Sementara keinginan PPP mengusung Erick Thohir cawapres menguat, sejumlah lembaga survei menunjukkan hasil temuan figur terkuat cawapres di Pilpres 2024. Survei periode Juli 2023 tersebut menunjukkan, nama Erick Thohir berada di posisi pertama. (*)

Penulis: ist

Editor: Khotib Syarbini