detiktifspionase.id- Kandidat Calon walikota Jambi Cecep Suryana mempertegas keseriusannya maju dalam Pemilihan Walikota Jambi.
Presiden Pena 98 ini pun mengumpulkan aktivis Jambi untuk menyampaikan konsep Jambi Festival City yang diusungnya pada Kamis 6 Juni 2024 di Hellosapa.
Nama Cecep Suryana sendiri baru muncul setelah politisi PDIP ini mendaftar sebagai calon Walikota Jambi di PDI Perjuangan.
Setelah itu, Ia langsung menebar alat peraga melalui billboard di sejumlah jalan di Kota Jambi.
Ia pun mendapatkan tanggapa beragam. Konsep Jambi Festival Citynya mencuri perhatian khalayak.
Menanggapi hal ini, Pengamat Politik Dr Noviardi Verzi mengatakan sudah mengenal sepak terjang Cecep Suryana selama 25 tahun.
Ia yang pernah menjadi Presiden BEM Unja, sementara Cecep menjadi aktivis di Fordem.
“Dia punya modal
sosial. Tapi harus kerja ekstra keras. Butuh sumberdaya yang luar biasa. Tapi tidak ada yang mustahil dalam politik,” kata Noviardi.
Menurutnya, jika Cecep bisa mengorganisir modal sosial yang dimiliki di waktu yang tidak begitu lama lagi sekitar dua bulan sebelum pendaftaran, maka Ia bisa bersaing dengan calon yang memang sudah sosialisasi selama dua tahun.
“Pertanyaannya seberapa kuat kemampuan untuk mengorganisir ini,” lanjutnya.
Sebelumnya Cecep Suryana yang juga salah satu Komisaris BUMN menjelaskan soal konsep Jambi Festival City yang diusungnya. Ia mengatakan Jambi tidak memiliki sumber daya alam sebagaimana Kabupaten lain. Kota Jambi adalah ibukota provinsi yang mengandalkan sektor jasa dan perdagangan dalam menopang ekonominya. Karena itu, tagline Jambi festival city ini adalah untuk menjadikan Kota Jambi sebagai pusat industry kreatif sehingga bisa menggenjot pertumbuhan ekonomi.
“Saya menyadari teman-teman disini memiliki latar belakang politik berbeda. Ngopi saya minta gagasan kawan untuk Kota. Syukur-syukur bisa satu nafas satu barisan. Tapi yang jelas saya punya kesejarahan yang sama dengan teman teman disini,” kata Cecep.
Cecep mengatakan tagline Jambi Festival City akan memberikan ruang sepenuhnya bagi pelaku ekonomi kreatif termasuk kalangan milenial untuk mengekspresikan kreasinya sehingga menjadi nilai ekonomi. Di mana budaya local menjadi nafasnya.
“Ekonomi kreatif melibatkan semua lini. Mulai dari fashion, kuliner, budaya, music, olahraga. Sehingga kawan-kawan muda bisa berekspresi dan pemerintah memberikan ruang, menfasilitasi melalui Dinas Pariwisata, Dinas UMKM dan dinas terkait lainnya. Saya akan melipatgandakan anggaran untuk menfasilitasi berkembangnya ekonomi kreatif,” katanya.
Karena itu, Wilayah pasar yang saat ini mati akan dihidupkan lewat ekonomi kreatif. Menjadi pusat budaya, kuliner, pekerja seni untuk memerkan produknya kepada Masyarakat. Di Pasar Jambi, ada Gedung tua yang punya daya tarik secara budaya.
“Tapi untuk menghidupkan perlu intervensi pemerintah. Disinilah peran program jambi festival city untuk menfasilitasinya agar Pasar tidak lagi jadi kota mati. Tapi bisa kita hidupkan. Potensinya ada bahkan bangunan tua bisa jadi peluang ekonomi asal kitab isa memasarkannya,” katanya.
Menurutnya jika ekonomi kreatif hidup, maka ini akan sejalan dengan infrastruktur. Karena infrastruktur dibangun berdasarkan kebutuhan Masyarakat. Bahkan keberadaan pelaku ekonomi kreatif akan mendulang bantuan dari pusat.
“Jambi Festival City ini akan berefek langsung ke pekerja seni, milenial dan pelaku ekonomi kreatif lainnya,” jawabnya.
“Saya tidak mengkritisi gagasan lain, misal Jambi Bahagia.. Siapa tidak mau Bahagia. Misalnya Jambi lebih baik. Siapa tidak mau jambi lebih baik. Tapi Sayaakan jadikan Kota Jambi kota festival supaya Kota Jambi tumbuh sesuai dengan potensinya lewat stimulus APBD,” katanya.
Bagaimana dengan insfrastruktur, Pendidikan dan Kesehatan? “Ini sudah menjadi hal yang wajib. Pekerjaan wajib walikota sudah diatur UU bagaimana porsi anggara untuk Pendidikan, Kesehatan termasuk infrastruktur. Tinggal kita menyesuaikan dengan kebutuhan kita. Kita gali dulu skala kebutuhan kita apa.(*)
Penulis: Khotib Syarbini
Editor: Khotib Syarbini
Facebook Comments