Jakarta detektif spionase.com
– Hari ini menjadi momen bersejarah bagi Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia. Bertempat di Hotel Rizh, Jakarta, para pengurus Kadin Indonesia menyelenggarakan konsolidasi untuk mengakhiri dualisme yang sempat terjadi di tubuh organisasi ini.Dualisme Kadin bermula dari Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) yang menunjuk Anindya Novyan Bakrie sebagai Ketua Umum menggantikan Arsjad Rasjid, MPA. Arsjad sendiri sebelumnya adalah Ketua Umum Kadin Indonesia, namun ia dimutasikan menjadi Dewan Penasehat karena dianggap melanggar AD/ART Kadin Indonesia. Dugaan pelanggaran itu muncul setelah Arsjad Rasjid menjadi Ketua Tim Sukses pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD pada Pilpres 2024.
Arsjad Rasjid tetap berpegang pada aturan dan meminta pemerintah mengadakan musyawarah nasional tunggal. Namun, situasi tersebut memicu dualisme di tubuh Kadin. Melihat perpecahan ini, Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menginginkan agar Kadin tetap menjadi satu kesatuan.
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia akhirnya mengambil langkah tegas dengan memanggil kedua pihak yang bersengketa. Bahlil mengajak kedua tokoh, Anindya Novyan Bakrie dan Arsjad Rasjid, untuk berunding dan menyepakati satu kepemimpinan Kadin Indonesia.
Konsolidasi ini berujung pada penyatuan kepemimpinan. Dalam Munas Konsolidasi di Hotel Rizh yang dihadiri Presiden Prabowo Subianto dan sejumlah menteri, disepakati bahwa Anindya Novyan Bakrie tetap menjadi Ketua Umum Kadin Indonesia, sedangkan Arsjad Rasjid, MPA, akan menjabat sebagai Dewan Penasehat. Kesepakatan ini menjadi tonggak sejarah baru bagi Kadin Indonesia.
Situasi Kadin di Jambi Di Provinsi Jambi, situasi sempat memanas. Ketua Kadin Jambi, Usman Sulaiman, sebelumnya menolak kepemimpinan Anindya Novyan Bakrie dan memilih menunggu keputusan Arsjad Rasjid terkait pencalonannya pada Munas mendatang. Namun, Arsjad Rasjid memutuskan untuk tidak maju kembali sebagai Ketua Umum, sehingga langkah konsolidasi di tingkat nasional menjadi kunci penyelesaian masalah di daerah.
Kadin Transisi Jambi, yang dipimpin Syahrasaddin dan Sekretaris Jefri Pardede, hingga berita ini diturunkan belum menentukan sikap terkait hasil konsolidasi nasional. Namun, Ketua Kadin Jambi, Usman Sulaiman, tetap teguh pada posisinya sebagai pemimpin yang sah. Dengan jaringan nasional yang luas, termasuk hubungan dekat dengan Anindya Novyan Bakrie, Sandiaga Uno, dan sejumlah menteri, posisi Usman Sulaiman tampak semakin kuat.
Kehadiran Wakil Ketua Bidang Organisasi Kemas Alfarisi Arsyad, SE, dalam Munas Konsolidasi juga memperkuat legitimasi Kadin Jambi di bawah kepemimpinan Usman Sulaiman. Dengan langkah konsolidasi ini, simpang siur terkait Kadin Indonesia, khususnya di Jambi, diharapkan segera berakhir.
Penulis: Janewar Usman
Facebook Comments